2014 Jumlah Penderita AIDS Naik Dua Kali Lipat


Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia diprediksi akan membengkak menjadi dua kali lipat pada 2014, atau sekitar 555.400 orang penderita. Jumlah penderita virus mematikan itu sudah mencapai 277.700 orang pada 2008.

“Jumlah itu akan terjadi jika tidak ada upaya penanggulangan HIV/AIDS yang berarti selama kurun waktu itu,” kata Sumardi, tim medis HIV/AIDS Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito saat peringatan ulang tahun rumah sakit tersebut ke 29, Selasa (8/2).

Indonesia termasuk salah satu negara di Asia dengan epidemi yang berkembang cepat. Karena itu, upaya pendekatan dan pengendalian penyebaran penyakit tersebut terutama diarahkan pada pencegahan ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Pengendalian penyakit itu harus melibatkan para pemangku kepentingan dan memperkuat kegiatan promosi kesehatan untuk peningkatan keadaran masyarakat.

Satu langkah positif untuk menangani HIV/AIDS di daerah, kata dia yaitu adanya Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang penanggulangan virus perusak kekebalan tubuh manusia/sindrom melemahnya kekebalan tubuh atau HIV/AIDS. Melalui peraturan daerah yang terbit tahun 2010 lalu itu, menjamin kebutuhan terapi antiretroviral (ARV) yang dibutuhkan pasien.

Ia menambahkan, jumlah komulatif kasus HIV/AIDS cenderung meningkat. Yakni sebesar 19.973 kasus pada 2009. angka itu juga dua kali lipat dari kasus tahun 2006 yang hanya sebesar 8.194 kasus.

Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Juni 2010 tercatat sebanyak 750 orang penderita HIV dan sebanyak 458 orang penderita AIDS atau jumlah total 1.208 ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Jumlah orang meninggal akibat virus itu sebanyak 97 orang. Tercatat sebanyak 75 ODHA dari kalangan ibu rumah tangga. “Umur penderita antara 20 tahun hingga 29 tahun” kata dia.

Di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, pada rentang waktu 2001 hingga 2005 telah merawat sebanyak 61 ODHA. Pada 2010, setiap bulan rata-rata pasien HIV/AIDS berobat jalan adalah sebanyak 255 pasien.

Menurut Banu Hermawan, staf Humas Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, pihaknya menyediakan ruangan khusus terapi bagi para penderita HIV/AIDS yang berobat jalan di rumah sakit tersebut.

“Sardjito menjadi rumah sakit rujukan utama untuk terapi HIV/AIDS,”

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar