Dokter PTT Kabupaten Nunukan Keluhkan Keterlambatan Pencairan Insentif


NUNUKAN – Sejumlah dokter pegawai tidak tetap (PTT) yang bertugas di pedalaman Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur mengeluhkan keterlambatan pencairan insentif daerah (insenda).

Salah seorang dokter PTT berharap insenda bisa dicairkan setiap bulan agar bisa menutupi kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebab gaji mereka dari pusat juga belum turun. Mereka membandingkan Kabupaten Malinau yang pencairan insenda-nya tidak mengalami kendala. Mereka bahkan berharap adanya kenaikan insenda hingga seratus persen mengingat kebutuhan yang begitu mahal di daerah terpencil.

Dokter Devid mewakili rekannya mengatakan, selama ini selisih tunjangan antara PTT dengan mereka yang bertugas dikota hanya Rp100 ribu. Padahal PTT ini bertugas di tempat yang jauh serta jauh lebih menderita karena harga makanan yang mahal. “Belum lagi tidak ada listrik dan air bersih. Kemudian insentif dokter jaga dihitung satu shift padahal kita kerjanya dua shift,” katanya.

Ia juga mengeluhkan minimnya kesempatan mengikuti pelatihan bagi staf puskesmas yang bertugas di pedalaman. “Kami jarang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan, dokter, perawat dan bidannya,” ujarnya.

Dokter di Kecamatan Sembakung selain mengeluhkan keterlambatan pencairan insenda juga mengeluhkan fasilitas rumah dinas. “Kemudian yang paling agak kesulitan puskesmas keliling. Sembakung ada sekitar 20 desa. Kita harus tempuh menggunakan sungai. transporasi menggunakan perahu, kita punya perahu panjang tetapi tidak ada mesinnya. Tidak ada mesinnya jadi harus pinjam sana pinjam sini,” katanya.

Terkait hal itu Kepala Dinas Kesehatan Nunukan dokter Andi Akhmat mengatakan, keterlambatan pencairan insenda disebabkan aturan yang memang mengharuskan seperti itu. “Selama ini itu disisipkan dengan insentif pegawai. Jadi aturan keuangan memang harus begitu,” ujarnya.

http://www.tribunnews.com/2011/06/23/dokter-ptt-keluhkan-keterlmbatan-pencairan-insentif

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar